Detail Berita KISAH DIBALIK PERINGATAN HARI DHARMA WANITA

By: Developer 05 August 2021

Admin BT19 - Pemerintah Orde Baru membentuk organisasi Dharma Wanita pada 5 Agustus 1974. Organisasi ini didirikan oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI kala itu, yakni Amir Machmud, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu Dharma Wanita beranggotakan para Istri Pegawai Republik Indonesia, Anggota ABRI yang dikaryakan dan Pegawai BUMN.

Pada era Reformasi di tahun 1998, organisasi wanita ini melakukan perubahan mendasar, sehingga tidak ada lagi muatan politik dari Pemerintah. Dharma Wanita menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral dari politik, Independen dan Demokrasi.

Nama Dharma Wanita kemudian berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan, dimana penambahan kata “Persatuan” disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional dibawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Perubahan organisasi ini tidak terbatas pada penambahan kata Persatuan namun juga berubah menjadi organisasi yang mandiri dan Demokrasi.

Berbeda dengan pola keorganisasian perempuan pada masa Orde Lama yang diinisiasi partai politik dan cenderung progresif-revolusioner, organisasi perempuan saat Orde Baru mengalami proses domestikasi (penjinakan) dan depolitisasi (penghapusan kegiatan politik). Sehingga diatur ketat pemerintah dan hanya melakukan kegiatan keperempuanan atau sebagai istri aparatur yang bertanggung jawab terhadap negara.

Sementara itu, tujuan organisasi ini sendiri merupakan representasi dari premis "di belakang pria sukses, ada wanita hebat" dengan misi mendukung tugas suami sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat yang membaktikan hidupnya bagi negara dan bangsa.

Misi tersebut dijabarkan dalam Panca Dharma Wanita yang merinci tugas istri aparatur negara, yaitu:

1. Wanita sebagai pendamping suami.

2. Wanita sebagai ibu rumah tangga.

3. Wanita sebagai penerus keturunan dan pendidik anak.

4. Wanita sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.

5. Wanita Sebagai Warga Negara dan Anggota Masyarakat

Meski dibentuk dan diperingati pada tanggal 5 Agustus, Hari Dharma Wanita dirayakan setiap tanggal 7 desember pada Munas Luar Biasa (Munaslub) Dharma Wanita Persatuan yang pertama kali diselenggarakan pada tanggal 6 – 7 desember 1999, dimana seluruh rancangan anggaran dasar disahkan, hingga menetapkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan terpilih kala itu, yakni Ny. Dr. Nila F. Moeloek.

Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) perempuan terbesar di Indonesia, sudah selayaknya Dharma Wanita Persatuan memiliki Standing Position dan mengambil peran strategis dalam konstalasi pembangunan nasional.